Kualitas Bangunan Kurang Memuaskan
Konsumen Perum Permata Galuh Kecewa
Perumahan Permata Galuh Ciamis yang berlokasi di daerah Jamban Sari, banyak. Dikomplain para konsumen yang akan mengisi perumahana tersebut. Pasalnya, pihak pengembang Perum tersebut dalam membuat perumahan secara kualitas kurang memuaskan konsumen. Dari mulai kualitas kontruksi, pasangan slup besi dengan kondisi rumah yang cukup besar dan bertingkat hanya menggunakan pasangan besi yang kecil dan kurus. Sehingga dengan kondisi seperti itu dihawatirkan secara kekuatan kontruksi bangunan tidak kuat dan kokoh.
Disamping itu juga masih banyak hal yang membuat konsumen mengeluh dalam pasangan pentalsi udara yang semestinya menggunakan tiga pentilasi, ini hnya menggunakan dua pentilasi sehingga dengan demikian pihak konsumen menginginkan penambahan pentalsi dan harus membongkar kembali. Dengan begitu pekerjaan yang sudah dilakukan pihak pemborong harus berubah lagi dan memakan waktu yang mubadir.
“Saya merasa kecewa dengan pengerjaan kongtruksi bangunan yang dilakukan pihak pemborong. Banyak hal yang kurang pas, dari mulai kontruksi bangunan memakai besi yang sangat kecil, pasangan lainnya yang tidak menggunakan slup juga akan berpengaruh terhadap kualitas dan kekuatan bangunan,” keluh dr. Harun Al Rasyid, kepala Puskesmas Cipaku pada Koran IMSA baru-baru ini.
Dikatakan Harun, pihak pemborong asal-asalan dalam pengerjaan bangunan perumahan, pasir yang kurang berkualitas akan membuat tembokan retak-retak. Kemudian kata Harun, pengerjaan proyek perumahan yang semestinya selesai empat bulan ini malah melebihi waktunya sampai 8 bulan.
“Ini jelas soal waktu saja sudah melebjihi dari ketentuan dan perjanjian awal. Pihak pengembang dulu berjaji akan menyelesaikan berbagai pekerjaannya dari mulai sarana jalan drainase, dan lainnya dalam waktu yang singkat. Tapi hingga kini belum nampak ada penyelesaian beberapa sarana penunjang perumahan,” paparnya.
Sementara itu, konsumen lainnya Silalahi juga mengeluhkan hal yang sama pihak pemborong dalam pengerjaan kurang memperhatikan secara estetika, dimulai dari pembuangan spiteng yang bertepat di depan rumah secara estetis kurang indah, waktu pengerjaan yang terus berlarut-larut sehingga menimbulkan kejenuhan bagi konsumen kapan selesainya.
“Pengerjaan perumahan seperti yang asal-asalan dan kurang memuaskan konsumen,” ungkap Silalahi kesal. (wn/die/ Koran IMSA)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar